Sabtu, 05 Juli 2014

Kasus Korupsi di Kecamatan Nanga Pinoh telah sampai pada tahap penyitaan



Pihak Kejaksaan Negeri Sintang dikawal Pihak Kepolisian dari Polres Melawi saat menuju lokasi penyitaan   rumah dan tanah milik mantan Bendahara UPK.

Nanga Pinoh - Tanggal 2 Juni 2014 Kecamatan Nanga Pinoh dihebohkan dengan penyitaan rumah dan tanah milik Tersangka penyelewengan dana SPP (Simpan Pinjam Khusus Perempuan) PNPM- Mandiri Perdesaan oleh mantan Bendahara UPK (Unit Pengelola Kegiatan) periode 2008 s/d 2012 atas nama Rosita Noor. Seperti diketahui bahwa mantan bendahara UPK telah menyelewengkan dana SPP yang merugikan Negara sebesar 422 juta rupiah sebagai temuan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) pada tahun 2012. Kasus ini tentu membawa dampak besar terhadap program PNPM-MP di Kecamatan Nanga Pinoh sehingga status Kecamatan menjadi status Kecamatan bermasalah yang menyebabkan Kecamatan Nanga Pinoh tidak mendapat pagu dana untuk tahun anggaran 2013. Tim Faskab langsung turun tangan  dalam penanganan masalah tersebut melalui pendekatan secara kekeluargaan dengan menawarkan agar dana yang diselewengkan tersebut bisa dikembalikan ke kas UPK sehingga tidak dilanjutkan ke ranah hukum. Namun tersangka tidak merespon tawaran tersebut yang membuat  masyarakat bergejolak. Sehingga masyarakat melalui forum BKAD (Badan Kerjasama Antar Desa) yang difasilitasi oleh Faskab (Fasilitator Kabupaten) Melawi dan FK (Fasilitator Kecamatan) Nanga Pinoh melaporkan kepada pihak Kejaksaan Negeri Sintang.  Sebelumnya Pihak Kejaksaan telah menerima hasil audit BPK pada tanggal 18 April 2013 dan menetapkan Rosita Noor sebagai tersangka. Kejaksaan merespon dengan memanggil beberapa saksi sebanyak 14 orang  yang sebahagian besar anggota kelompok SPP dan pengurus UPK untuk dimintai keterangan. Berhubung pada saat itu tersanggaka sedang dalam keadaan mengandung maka kasus ini untuk sementara waktu dihentikan dengan alasan kemanusiaan.
 Sampai pada akhir tahun 2013 kasus ini masih berjalan ditempat. Maka forum BKAD menyurati pihak Kejaksaan untuk melanjutkan penangan masalah ini. Pada awal tahun 2014 tepatnya di bulan mei Pihak Kejaksaan memanggil kembali saksi-saksi oleh karena data-data belum dianggap lengkap.  Setelah data sudah dianggap lengkap maka pihak Kejaksaan menjadwalkan penyitaan pada bulan april 2014. Namun sampai dengan bulan mei 2014 tidak ada progress maka forum BKAD kembali menyurati kejaksaan yang difasilitasi oleh Faskab dan FK untuk kedua kalinya. Maka pihak Kejaksaan menyikapi surat tersebut dengan menjadwalkan penyitaan pada tanggal 21 dan 22 Mei 2014. Namun pada tanggal tersebut berhalangan maka Kejaksaan menginformasikan kembali  kepada Faskab bahwa acara penyitaan akan dilakukan pada tanggal 2 Juni 2014.
Mendengar kepastian acara penyitaan tersebut, FK bersama pelaku kecamatan lainnya langsung ke desa Sidomulyo yang merupakan tempat tinggal Tersangka dan berkoordinasi dengan Kepala Desa Sidomulyo untuk kelangsungan acara penyitaan tersebut. Setelah berkoordinasi dengan kepala desa maka pihak desa mempercayakan kepada Kepala Dusun Ronda Permai sebagai pihak yang akan menunjukkan rumah milik Tersangka.
Hari  penyitaan itu tiba. Kebetulan dihari yang sama PNPM-MP Kabupaten Melawi mengadakan Rakor Kabupaten, maka Faskab  mengutus FK Nanga Pinoh  untuk mendampingi Pihak Kejaksaan dalam acara penyitaan tersebut. Sebelumya FK telah menghubungi para pelaku kecamatan diantaranya Tim UPK, BKAD, PL dan PJOK untuk berkumpul di kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (BPMPD) yang merupakan tempat Rakor Kabupaten untuk mendapat penjelasan dari Tim Faskab. Setelah mendapat penjelasan dari Tim Faskab maka seluruh pelaku kecamatan bersama FK siap menuju lokasi penyitaan sambil menunggu informasi dari Pihak Kejaksaan.
Pihak Kejaksaan menginformasikan kepada FK bahwa mereka masih berkoordinasi dengan Pihak Kepolisian dalam hal ini Polres Melawi untuk mendapatkan pengawalan. Setelah berkoordinasi dengan Kepolisian, pihak Kejaksaan yang di pimpin langsung oleh Coky Carolous selaku Kasi Pidsus Kejari Sintang akhirnya mendapat pengawalan pihak  kepolisian, menuju ke lokasi penyitaan. Setiba di lokasi mereka disambut oleh FK bersama pelaku kecamatan dan juga beberapa wartawan media cetak  yang sudah menunggu kedatangan mereka dan langsung menuju rumah Tersangka. Namun ada ketakutan dari para pelaku kecamatan untuk ikut dalam penyitaan karena takut di ancam dan diintimidasi oleh keluarga Tersangka. Oleh karena itu hanya FK mendampingi Pihak kejaksaan untuk masuk ke rumah Tersangka. Ketika tiba di rumah Tersangka, rombongan langsung disambut oleh Kepala Dusun Ronda Permai dan langsung mengetok pintu rumah Tersangka. Setelah pintu rumah diketok beberapa kali akhirnya suami Tersangka membuka pintu dan langsung menyuruh kami masuk kedalam rumah yang juga disambut Tersangka dengan baik. Pihak Kejaksaan langsung memberitahukan maksud dan tujuan kedatangan mereka kepada Tersangka. Setelah mendapat penjelasan dari Kejaksaan dan saat hendak ditandatanganinya berita acara penyitaan, Tersangka sejenak terdiam lalu kemudian bertanya kepada suami, “Jadi gimana Bi,” mendengar pertanyaan sang istri, suaminya langsung menjawab “Harus tanggung jawab dan diselesikan didunia, daripada nanti di akhirat. Inikan hanya masalah dunia.” Mendengar jawaban suaminya Tersangka langsung menandatangani berita acara penyitaan yang juga di tandatangani oleh dua saksi yakni dari pihak PNPM-MP di tandatangani oleh Dies Natalis Ramedida, S. Th selaku FK Kecamatan Nanga Pinoh dan Safarudin selaku Kepala Dusun Ronda Permai. Setelah penandatanganan berita acara pihak Kejaksaan langsung memasang papan nama penyitaan yang dilingkari oleh police line di papan tersebut. 
 
   Pihak Kejari Sintang memasang papan nama penyitaan rumah dan tanah milik tersangka.

Setelah memasang papan nama penyitaan pihak Kejaksaan menyatakan akan memberikan kelonggaran kepada Tersangka untuk menempati sementara rumah tersebut dengan alasan kemanusiaan tanpa mengubah fungsi rumah. Selanjutnya pihak kejaksaan menjadwalkan pemanggilan kembali terhadap Tersangka pada tanggal 16 Juni 2014 tanpa didampingi pihak keluarga.
Kasi Pidsus Kejari Sintang, Coky Carolous kepada warga dan wartawan menjelaskan bahwa penyitaan dilakukan sebagai upaya mengembalikan uang Negara. “ Rumah ini sementara waktu kita sita sebagai upaya mengembalikan uang Negara, karena diduga tanah dan rumah ini dibangun saat masih melaksanakan tugas sebagai bendahara.” 

                                                     Papan penyitaan yang telah terpasang

Banyak pihak yang mengapresiasi langkah Kejaksaan dalam penyitaan ini. “ Kami sangat mendukung langkah Kejaksaan. Saya sebenarnya sudah tahu kasus ini namun sebagai aparat dusun, tidak bisa berbuat banyak”. Kata Safarudin sebagai Kepala Dusun Ronda Permai. Demikian juga disampaikan Dies Natalis Ramedida sebagai FK Nanga Pinoh kepada wartawan. “ Kami dari Pihak PNPM-MP sangat mengapresiasi langkah Kejaksaan yang sudah melaksanakan acara penyitaan ini karena kasus ini sudah lama dan Pihak provinsi sendiri selalu menanyakan kasus ini sudah sampai dimana. Kami sangat bersyukur karena sudah ada progress. Semoga kasus ini cepat selesai“  Tutupnya.

Semoga saja kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua khususnya para pemangku kebijakan agar berhati-hati dalam mengelola uang Negara. Ketika ada masalah mari kita selesaikan secara kekeluargaan sebelum sampai ke ranah hukum sebagai langkah terakhir.
Salam Pemberdayaan!!!!!!!!!!





Kecamatan Nanga Pinoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar